Farmasi

Farmasi (Inggris: pharmacy, Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai di tahun 1400 - 1600an.

Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.

Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.

Senin, 01 Maret 2010

MAHKOTA DEWA

MAHKOTA DEWA TANAMAN PENAKHLUK KANKER Dunia tanaman obat kini kedatangan pendatang baru yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya. Ia bias membuat penderita penyakit ringan macam-maca gatal-gatal, egal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat sepert kanker dan diabetes, merasakan kesembuhan. Mengetahui khasiat tumbuhan saat ini, mungkin anda segera berminat menanamya. Betapa tidak.tanaman ini ternyata punya ;khasiat luar biasa. Ia bias menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tik ada harapan sembuh.kalau Cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang. Diabetes juga bakal takluk dalam beberapa bulan. Bagai man adengan kanker? Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawanya sampai titik darah penghabisan paling tidak itu berdasarkan pengalaman mempiris banyak orang, trmasuk merasa smbuh dari penyakit dari organ hati atau jantung, hepertensi, rematik, serta asam urat. Untuk pengolahan menjadi obat pun sangat gampang. Cuma menyeduh the racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunya, bahan obat alami ini pun siap di pakai. Itulah mahkota dewa (Phalereamacrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dri daratan Papua ini di Jawatengah dan Yogyakarta di juluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Sementara orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang berarti oabat pusaka. Sebagian orang mungkin pernah sekedar melihatnya, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum di temukan hasil enelitianya. Sampain saat ini, sedikitnya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gajah Mada yang telah menelitinya. Padahal kalangan keratin Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkanya. Sebagi tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam. 2.2 Mengenal Mahkota Dewa Termasuk famili Thymelaece. Batang utama bercabang-cabang setinggi 1,5-2,5m, daunya tunggal berbentuk lonjong, berujung lancip. Buahnya bulat, warnanya merah tua jika matang. Tanaman dari Irian ini tumbuh subur pada ketinggian 10-1.200m dpl. 2.3 Khasiat dan Kandungan Ekstara daging buahnya berkhasiat sebagai antihistamin, antialergi, bersifat sitotosik terhadap sel kanker rahim. Bersifat hapatrprotetif. Juga menurunkankadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam urat. Alkaloid, senyawa organik berfungsi sebagai detoksifikasi, menetralisir racun-racun di dalam tubuh. Saponin merupakan fitnutrien, sering di sebut “detergen alam”. Senyawa ini bersifat antibakteri dan antivirus.juga meningkatkan system kekebalan tubuh, meningkatkan daya tahan, mengurangi kadar gula pada darah, mengurang penggumpulan darah. Flavonoid berindikasi anti peradangan dan mencegah pertumbuhan kanker. Polifenol berpungsi sebagai antihistamin. Jat lain adalh tannin, sterol,terpen. 2.4 Hasil PEnelitian Dra. Lucie Widowati dari Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional-Departemen Kesehatan. “saya meneliti mahkota dewa dari tahun 2003,” ujar Lucie. Hasilnya menunjukan, biji mahkota dewa sangat toksik. Sementara buahnya tidak. Lucie juga menyimpulkan zat dalambuah mahkota dewa meliputi alkaloid, tannin, saponin, flaponoid, polipenol. Dalam abstraksiv laporanya, Lucie menyebutkan buah mahkota dewa bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim (sel HeLa) dan sel leukemia. Menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan asam urat. Bersifat antioksidan sebagai scavenger radikal bebas. Juga menurunkan kadar assam urat. Laporan itu juga mengungkapkan hasil penelitian Vivi Lisdayanti dari Departemen Farmasi, Fakultas MIPA UI. “Riset Vivi menyebutkan kalau mahkjota dewa dapat menghambat pertumbuhan kanker darah putih sebesar 50% pada larva udang”. Sedangkan Sumastuti dari Fakultas Kedokteran UGM yang melakukan uji biossay terhadap sel kanker rahim menarik kesimpulanawal. Ekstara air buah mahkota dewa dapat menghambat pertumbuhan sel HeLa (sel kanker rahim) dengan Inhibitory Cocentration (IC50) sebesar 196,74 mg/ml pada sel kanker orang. 2.5 Manfaaat dari Buah Mahkota Dewa Yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhanya atau di tulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa. Diantara mereka adalah Tuti Ariestiani Winata mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badanya kurus, perutnya membuncit seperti yang sedang hamiul tua, jari-jari kakinya menggemuk tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah. Beberapa dokter yang di kunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pulayang mengatakan dia menderita hepatitis kronis. Tuti akhirnya menkonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasakan sembuh dan kondisi tubuhnya membai kembali. Selain itu, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payu dara kananya setelah menjalani oprasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker payudara di kirinya. Anna Winata di Bogor dan Retno di bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker arahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan lagi contoh keberhasilan tidak pernah terungkap, sehingga tidak pernah di ketahui penyakit apa yang tidak mampu di lawan tanaman berbuah merah. Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikanya. Artinya tanaman tersebut secara ilmiah bias di pertanggungjawabkan penggunaanya sebagai obat gatal-gatal akibat gigtan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi. Bahkan, ada yang melihat wabah ini sebagai peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk. Uji khasiat mahkota dewa sebagai penurun kadar gula darah, juga di lakukan Lucie. Ia menggunakan ekstra 70% buah mahkota dewa. Hasilnya pada dosis 1010 mg/200 g bb, kadar gula darah pada trikus bakal menurun. Untuk melihat pengaruh mahkota dewa terhadap kadar aam urat, Lucie mencatat penelitian Endah Hasturani dari Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma pada 2003.penelitian pada ayam jantan jenis lohman browen umur 2-4 bulan. Hasilnya, perasaan daging mahkota dewa punya efek antihiperuresemia, tengan dosis tengah 13,16g/kg bb. Jadi dengan dosis di atas kadar sam urat sudah bias turun. Untuk menganalisa khasiat mahkota dewa mengatasi eksim, gatal-gatal, penyakit kulit karena alergi, Sumastuti melakukan uji efek antistamin dengan estrak air daun dan buah mahkota dewa. Hewan percobaan di pilih marmot. Hasilnya pemberian 0,5 ml ekstrak dengan konsentrasi 6,25;12,5;25;50; dan 100% dapat mengurangi kontraksi ileum marmot akibat histamine. 2.6 Budi Daya Mahkota Dewa Menanam mahkota dewa bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bias hidup baik pada ketinggian 10-1.000 m dpl. Ini bias di tanam dari biji atau hasil cangkokan. Meski penanamanya bias di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhanya akan lebih baik bila di tanam di tanah. Tanaman dari biji bisanya sudah berubah pada umur 10-12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berubah lebih cepat. Buah inilah yang paling banyak di gnakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Di manfaatkan umumya kulit dan dagingnya buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah. Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak di anjurkan utuk di konsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya menjadi obat, perlu pengolahan terlebih dahulu. Yang sering di lakukan dengan menjadikanya the racik dan ramuan instan. Bagian lain yang bias di jadikan obat ialah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mmahkota dewa secara empiris bias mengobati kanker tulang. Daunya bias menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Memanfatkan daun adalah dengan merebus dan meminumnya. Jangan kaget begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Untuk menghilangakan efek inin di anjurkan untuk mium air lebih banyak. Dalam proses penyembuhan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien menkosumsi seduhan mahkota dewa badanya bias meresakan panas dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan penyakit. Penggunaanya bias dalam bentuk ramuan tunggal bias juga ranmuan campuran. Dengan tumbuhan obat lain di maksudkan untuk memperkuat khasiatnya. Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa. Seperti di kutip Ning Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat meracun kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bias membahayakan kehamilan yang masih muda. Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mmahkota dewa kita di anjurkan menyugesti atau meyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita., dan tetapi mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembahan kesehatan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar