Farmasi

Farmasi (Inggris: pharmacy, Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai di tahun 1400 - 1600an.

Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.

Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.

Senin, 01 Maret 2010

MAHKOTA DEWA

MAHKOTA DEWA TANAMAN PENAKHLUK KANKER Dunia tanaman obat kini kedatangan pendatang baru yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya. Ia bias membuat penderita penyakit ringan macam-maca gatal-gatal, egal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat sepert kanker dan diabetes, merasakan kesembuhan. Mengetahui khasiat tumbuhan saat ini, mungkin anda segera berminat menanamya. Betapa tidak.tanaman ini ternyata punya ;khasiat luar biasa. Ia bias menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tik ada harapan sembuh.kalau Cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang. Diabetes juga bakal takluk dalam beberapa bulan. Bagai man adengan kanker? Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawanya sampai titik darah penghabisan paling tidak itu berdasarkan pengalaman mempiris banyak orang, trmasuk merasa smbuh dari penyakit dari organ hati atau jantung, hepertensi, rematik, serta asam urat. Untuk pengolahan menjadi obat pun sangat gampang. Cuma menyeduh the racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunya, bahan obat alami ini pun siap di pakai. Itulah mahkota dewa (Phalereamacrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dri daratan Papua ini di Jawatengah dan Yogyakarta di juluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Sementara orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang berarti oabat pusaka. Sebagian orang mungkin pernah sekedar melihatnya, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum di temukan hasil enelitianya. Sampain saat ini, sedikitnya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gajah Mada yang telah menelitinya. Padahal kalangan keratin Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkanya. Sebagi tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam. 2.2 Mengenal Mahkota Dewa Termasuk famili Thymelaece. Batang utama bercabang-cabang setinggi 1,5-2,5m, daunya tunggal berbentuk lonjong, berujung lancip. Buahnya bulat, warnanya merah tua jika matang. Tanaman dari Irian ini tumbuh subur pada ketinggian 10-1.200m dpl. 2.3 Khasiat dan Kandungan Ekstara daging buahnya berkhasiat sebagai antihistamin, antialergi, bersifat sitotosik terhadap sel kanker rahim. Bersifat hapatrprotetif. Juga menurunkankadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam urat. Alkaloid, senyawa organik berfungsi sebagai detoksifikasi, menetralisir racun-racun di dalam tubuh. Saponin merupakan fitnutrien, sering di sebut “detergen alam”. Senyawa ini bersifat antibakteri dan antivirus.juga meningkatkan system kekebalan tubuh, meningkatkan daya tahan, mengurangi kadar gula pada darah, mengurang penggumpulan darah. Flavonoid berindikasi anti peradangan dan mencegah pertumbuhan kanker. Polifenol berpungsi sebagai antihistamin. Jat lain adalh tannin, sterol,terpen. 2.4 Hasil PEnelitian Dra. Lucie Widowati dari Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional-Departemen Kesehatan. “saya meneliti mahkota dewa dari tahun 2003,” ujar Lucie. Hasilnya menunjukan, biji mahkota dewa sangat toksik. Sementara buahnya tidak. Lucie juga menyimpulkan zat dalambuah mahkota dewa meliputi alkaloid, tannin, saponin, flaponoid, polipenol. Dalam abstraksiv laporanya, Lucie menyebutkan buah mahkota dewa bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim (sel HeLa) dan sel leukemia. Menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan asam urat. Bersifat antioksidan sebagai scavenger radikal bebas. Juga menurunkan kadar assam urat. Laporan itu juga mengungkapkan hasil penelitian Vivi Lisdayanti dari Departemen Farmasi, Fakultas MIPA UI. “Riset Vivi menyebutkan kalau mahkjota dewa dapat menghambat pertumbuhan kanker darah putih sebesar 50% pada larva udang”. Sedangkan Sumastuti dari Fakultas Kedokteran UGM yang melakukan uji biossay terhadap sel kanker rahim menarik kesimpulanawal. Ekstara air buah mahkota dewa dapat menghambat pertumbuhan sel HeLa (sel kanker rahim) dengan Inhibitory Cocentration (IC50) sebesar 196,74 mg/ml pada sel kanker orang. 2.5 Manfaaat dari Buah Mahkota Dewa Yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhanya atau di tulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa. Diantara mereka adalah Tuti Ariestiani Winata mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badanya kurus, perutnya membuncit seperti yang sedang hamiul tua, jari-jari kakinya menggemuk tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah. Beberapa dokter yang di kunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pulayang mengatakan dia menderita hepatitis kronis. Tuti akhirnya menkonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasakan sembuh dan kondisi tubuhnya membai kembali. Selain itu, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payu dara kananya setelah menjalani oprasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker payudara di kirinya. Anna Winata di Bogor dan Retno di bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker arahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan lagi contoh keberhasilan tidak pernah terungkap, sehingga tidak pernah di ketahui penyakit apa yang tidak mampu di lawan tanaman berbuah merah. Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikanya. Artinya tanaman tersebut secara ilmiah bias di pertanggungjawabkan penggunaanya sebagai obat gatal-gatal akibat gigtan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi. Bahkan, ada yang melihat wabah ini sebagai peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk. Uji khasiat mahkota dewa sebagai penurun kadar gula darah, juga di lakukan Lucie. Ia menggunakan ekstra 70% buah mahkota dewa. Hasilnya pada dosis 1010 mg/200 g bb, kadar gula darah pada trikus bakal menurun. Untuk melihat pengaruh mahkota dewa terhadap kadar aam urat, Lucie mencatat penelitian Endah Hasturani dari Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma pada 2003.penelitian pada ayam jantan jenis lohman browen umur 2-4 bulan. Hasilnya, perasaan daging mahkota dewa punya efek antihiperuresemia, tengan dosis tengah 13,16g/kg bb. Jadi dengan dosis di atas kadar sam urat sudah bias turun. Untuk menganalisa khasiat mahkota dewa mengatasi eksim, gatal-gatal, penyakit kulit karena alergi, Sumastuti melakukan uji efek antistamin dengan estrak air daun dan buah mahkota dewa. Hewan percobaan di pilih marmot. Hasilnya pemberian 0,5 ml ekstrak dengan konsentrasi 6,25;12,5;25;50; dan 100% dapat mengurangi kontraksi ileum marmot akibat histamine. 2.6 Budi Daya Mahkota Dewa Menanam mahkota dewa bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bias hidup baik pada ketinggian 10-1.000 m dpl. Ini bias di tanam dari biji atau hasil cangkokan. Meski penanamanya bias di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhanya akan lebih baik bila di tanam di tanah. Tanaman dari biji bisanya sudah berubah pada umur 10-12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berubah lebih cepat. Buah inilah yang paling banyak di gnakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Di manfaatkan umumya kulit dan dagingnya buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah. Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak di anjurkan utuk di konsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya menjadi obat, perlu pengolahan terlebih dahulu. Yang sering di lakukan dengan menjadikanya the racik dan ramuan instan. Bagian lain yang bias di jadikan obat ialah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mmahkota dewa secara empiris bias mengobati kanker tulang. Daunya bias menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Memanfatkan daun adalah dengan merebus dan meminumnya. Jangan kaget begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Untuk menghilangakan efek inin di anjurkan untuk mium air lebih banyak. Dalam proses penyembuhan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien menkosumsi seduhan mahkota dewa badanya bias meresakan panas dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan penyakit. Penggunaanya bias dalam bentuk ramuan tunggal bias juga ranmuan campuran. Dengan tumbuhan obat lain di maksudkan untuk memperkuat khasiatnya. Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa. Seperti di kutip Ning Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat meracun kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bias membahayakan kehamilan yang masih muda. Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mmahkota dewa kita di anjurkan menyugesti atau meyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita., dan tetapi mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembahan kesehatan kita.

OBAT TRADISIONAL


OBAT TRADISIONAL

preparat galenika

LATAR BELAKANG GALENIKA
Istilah galenika berawal dari nama seorang tabib yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga munculah ilmu obat-obatan yang dinamakan galenika.
Jadi, ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana yang dibuat dari alam (tumbuan dan hewan)
Secara umum pembuatan sediaan galenik adalah
Mengolah bagiian tumbuhan yang mengandung obat menjadi simplisia atau  bahan obat lainya.
Setelahmenjadi simplisia obat-obat (bahan obat) tersebut di ambil dan di olah dalam bentuk sediaan (preparat)
TUJUAN
  1. Memisahkan zat-zat esensial yang terkandung dalam simplisia dari zat-zat lain yang  di anggap kurang bermanfaat
  1. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai
  1. Agar obatobat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama
  1. Untuk memenuhu tugas pelajaran Undang-Undang Kesehatan
  2. Untuk menambah wawasan para siswa-siswi tentang galenika
  3. Sebagai sarana belajar para siswa-siswi tentang galenika
                                                            GALENIKA
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.
Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia  lain yang kurang bermanfaat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:
1.         Drazat kehalusan
Derazat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut untuk disari.semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus di buat semakin halus.
2.                  Temperatur suhu dan lamanya waktu
Suhu harus di sesuaikan dengan sifat dari obat, apakah bmudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak
3.                  Bahan penyari dan cara menyari
Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda, Oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
4.                  Konsentrasi/kepekatan
Pada umumnya untuk menentukan penggunaan cairan penyari  mengacu/memperhatikan beberapa factor antara lain:
  1. Mempunyai kelarutan zat dalam menstrum
  2. Tidak menyebabkan simplisia menjasi rusak atau hilang zat berkhasiatnya
  3. Harga yang ekonomis
  4. Jenis sediaan yang akan di buat
Cairan –cairan penyari tersebut yang sering di gunakan adalah:
1.      Air
2.      Etanol
3.      Glyserinum
4.      Eter
5.      Solven hexane
6.      Aseton dan
7.      Chloroform
Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatanya sebagai berikut:
1.      Aqua aromatica
2.      Extracta
3.      Sirupi dan
4.      Spiritus aromatici
Sediaan galenika yang menggunakan metoda khusus adalah seperti Infusum Hyoscyami Oleosum
Solutio Carbonis detergens atau Liquor Carbonatis detergens (Licadet).
AQUA AROMATIC (AIR AROMATIK)
Menurut Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air. Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah,terlebih digunakan untuk memberi aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai baud dan rasa  yang menyerupai bahan asal.
Pembuatan air aromatic dilakukan dengan melarutkan sejumlah Minyak atsiri dalam air sesuai yang tertera dalam 60 ml Etanol (95%), kemudian ditambah air sedikit-demi sedikit sambil di kocok kuat hingga 100 ml. ditambah 500 gr Talcum sambil diosok sekali-kali dibiarkan selama beberapa jam dan di saring. Dan satu bagian volume filtrate di encerkan dengan 39 bagian volume air.
Air aromatic merupakan cairan jernih atau agak keruh mempunyai baud an rasa yang tidak menyimpang dari baud an rasa Minyak atsiri asal.Air aromatic disimpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya dan di tempat yang sejuk.
Jumlah bagian minyak atsiri yang digunakan untuk olleum foeniculi adalah 4 bagian gr Olleum foeniculi sedangkan untuk Aqua Menthae Piperithae adalah 2 Olleum Menthae Piperithae.
Untuk pembuatan aqua rosae dilakukan sebagai berikut:
Melarutkan 1 gr olleum rosae dalam 20 ml etanol. Pada filtrate ditambahkan air secukupnya hingga 5000 ml dandisaring.
Bila air aromatic dalam penyimpanan terjadi kekeruhan maka sebelum digunakan harus di kocok kuat-kuat
Aqua Laucolerasi Artificialis menurut Farmakope Belanda di buat dengan melarutkan Benjaldehidum di campur dengan Solutio Acidy Hidrocyanidi 2% dan air.
EXTRACTA (EKSTRAK)
Extrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai yaitu maserasi, perkolasi, atau penyeduhan dengan air mendidih.Sebagi cairan penyari digunakan air,eter,atau campuran etaniol dan air.penyarian dilakukan di luar pengaruh cahaya matahari langsung.penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi.penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.penyarian dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi,atau disiram dengan air mendidih.
Pembuatan sediaan extrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di dalam simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan zat berkhasiat dapat di atur dosisnya.Dlam sediaan extrak dapat di standardisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadar zat  berkhasiat dalam simplisia sukar di dapat yang sama.
Beda penyarian pada extrak dengan tingtur ialah pada extrak di sari sampai zat berkhasiat dalam simplisia habis sedangkan pada tingtur hanya sesbagianzat berkhasiat tersari.
Contoh-contoh extrak:
  1. Extrak Belladonnae
  2. Extrak Hyoscyami
  3. Extrak Timi
  4. Extrak Strici
  5. Extrak Pule pandak
  6. Extrak Kelembak
  7. Extrak Straoinium
  8. Extrak Frangulae
  9. Extrak Jadam
  10. Extrak Kecambah
  11. Extrak Hati
  12. Extrak Kina
  13. Extrak Kola
  14. EXtrak Opium dll.
SIRUPI (SYRUP)
Sirop addalah sediaan cair berupa laruan yang mengadung sakrosa.Kadar sakrosa adalah tidak kurang  dari 66,9%kecuali dinyatakan lain.
Sirop dibuat dengan cara sebagai berikut : cairan untuk  sirop dianaskan dan di tambah gula,jika perlu di didihkan hingga larut.Ditambah air mendidih secukupnya hingga di peroleh  bobot yang di kehendaki,bila terjadi busa,hilangkan busanya dan di serkai.Pembuatan sirop dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.
Kadar gula pada sirop pada suhu kamar maksimum 66% sakrosa, bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan,tetapi bila lebih rendah dari 62% sirop akan membusuk. Berat jenis sirop ialah kira-kira 1,3. Pada penyimpanan dapat terjadi inverse dari sakrosa  (pecah menjadi Glukosa dan Fraktosa)dan bila sirop yang bereaksi asam,inverse dapat terjadi lebih cepat.
Dalam larutan ber air mengandung 62% atau lebih sakrosa tidak dapat di tumbuhi jamur,meskipun jamur tidak terbunuh.
Bila kadar sakrosa turun karena inverse maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep sirop di encerkan dengan air, dapat pula di tumbuhi jamur. Untuk mencegah sirop tidak akan menjadi busuk di tambah Nipagin sebagai pengawet.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakrosa di larutkan dalam pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup, Hal ini ddi lakukan daalam membuat Aurantii compositus sirupus, Balsami tolutani sirupus, Colae  compositus sirupus, Senegae sirupus, Thymi sirupus dan Thymi compositus sirupus.Pada pembuatan Cinamomi sirupus sakrosa di larutkan tanpa penggunaan air panas.
SPIRITUS AROMATICI
Spiritus aromatici dibuat dengan maserasi sejumlah simplisia dengan campuran sejumlah etanol dan air selama 24 jam. Masterat lalu di destilasi sampai di peroleh 1000 bagian.
Kadar etanol Spiritus aromatici adalah 65% v/v.
Spiritus aromatici harus jernih tidak boleh berwarna, cairan berbau aroma dan berasa, yang mengandung hanya bagian yang mudah menguap tidak mengandung tannin dan harsa.
Pengenceran Spiritus aromatici dengan air akan menjadi keruh,karena minyak menguap yang di kandung kurang larut dalam air.
Dalam farmakope belanda terdapat sediaan:
  1. Spiritus aromaticus
Maserasi selama 24 jam Majoranae Herba,Cinamomi Cortex, Myristicae Semen, Caryopyllum dan Coriandry Fructus, dengan campuran Etanoldan Air.Dari cairan tersebut lalu si destilasihingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Cinamommi
Maserasi selama 24 jam, sebruk Cinamommi Cortex dengan campuran Etanol dan Air. Dari cairan ini lalu di destilir hingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Citri
Maserasi selama 24 jam, Citi Fructus Cortex segar dengan etanol. Lalu di destilasi dan akhirnya di destilasi dengan uap hingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Cochlearie
Maserasi selama 24 jam, Cochlearie Herba dan Armoraciae Radix dengan campuran etanol dan air.lalu di destilir hingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Lavandulae
Larutkan 1 bagian Olleum Lavandulae dalam 150 bagian etanol 90% v/v dan 49  bagian air.
METODE PENARIKAN YANG SERING DI GUNAKAN
MASERASI
            Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada ssuhu biasanya 15-25° C. Maserasi uga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
Kecuali di nyatakan lain masersi dilakukan dengan cara sebagai berikut: sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia denggan derazat halus yang cocok di masukan ke dalam sebuah bejana,lalu di tuangi 75 bagian cairan penyari, di tutup dan di biarkan selama lima hari terlindung cahaya dam sambil sering di aduk.setelah lima hari cairan tersebut di serkai, dip eras,dicuci ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian.Lalu maserat dipindah ke dalam bejana yang tertutup dan di biarkan di tempat sejuk,terlindung dari cahaya selama dua hari,Dengan demikian maserat sudah bisa di saring.
Kemudianmaserat di suling atau di uapkanpada tekanan rendah dalam suhu tidah lebih dari 50° C hingga konsistensi yang di kehendaki.
Maserat yang di buat di maserasi dengan air segera di panasi pada suhu 90° C, Untuk mengendapkan putih telur, agar sediaan dapat tahan lama.
DIGERASI
           
            Digerasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan caairan penyari pada suhu 35°-45° C. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu  tertentu sering kali beberapa simplisi a menjadi rusak. Dan hilang zat berkhasiat utamanya.
            Disinilah banyak para ilmuan yang putus asa dalam percobaan mereka yang gagal karena tidak memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari pada metode digerasi tersebut
PERKOLASI
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di sebut percolator,yang simplisianya terendam dalam cairan penyaridimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetesscara beraturan keluar sampai memenuhu syarat-syarat yang di tetapkan dalam Farmakope.
Kecuali di nyatakan lain, perkolasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Sepuluh bagian simplisia atauu campuran simplisia dengan derazat halus yang cocok di basahi dengan 2,5bagian 5 bagian cairan penyari, dimasukan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam
Masa dipidahkan sedikit demi sedikit ke dalam percolator sambil tiap kali di tekan dengan hati-hati di tuangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat cairan penyari,pekolator di tutup, dan di biarkan selama 2 jam.
Cairan di biarkan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, cairan penyari di tambahkan berulang-ulang secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari secukupnya di atas simplisia, hingga di peroleh 80 bagian perkolat. Masa diperas, campurkan cairran perasan ke dalam perkolat, cairan penyari di tambahkan secukupnya hingga di peroleh perkolat 100 bagian.Perkolat di pindahkan ke dalam bejana, ditutup dan di biarkan selama dua hari di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
Tingtur harus jernih dan ditempatkan dalam botol tertutup baik,diluar pengaruh cahaya dan di simpan di tempat yang sejuk. Secara ekonomisbahan dasar yang di sari dapat dip eras sekuat mungkin dengan perasan hidrolik.
Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari etanol 90% v/v, dan umumnya cairan penyari adaalah etanol 70% v/v.
Yang penting tingtur yang mengandung harsa dengan cairan penyari etanol 90% v/v adalah Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.
PENUTUP
Mungkin hanya sekilas makalah tentang  galenika yang kami susun, walaupun demikian setidaknya kita dapat mengetahui dan memahami inti atau apa yang ada dalam makalah ini.
Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan tak terkecuali kami, Oleh   karena itu apabila dalam  susunam makalah ini terdapat banyak kejanggalan kami mohon maaf yang  sebesar-besarnya.
Kritik dan syaran sangat kami harapkan untuk perbaikan dan sebagai acuan pada pembuatan makalah mendatang.Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Tim penyusun
LATAR BELAKANG
Istilah galenika berawal dari nama seorang tabib yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga munculah ilmu obat-obatan yang dinamakan galenika.
Jadi, ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana yang dibuat dari alam (tumbuan dan hewan)
Secara umum pembuatan sediaan galenik adalah
Mengolah bagiian tumbuhan yang mengandung obat menjadi simplisia atau  bahan obat lainya.
Setelahmenjadi simplisia obat-obat (bahan obat) tersebut di ambil dan di olah dalam bentuk sediaan (preparat)
TUJUAN
  1. Memisahkan zat-zat esensial yang terkandung dalam simplisia dari zat-zat lain yang  di anggap kurang bermanfaat
  1. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai
  1. Agar obatobat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama
  1. Untuk memenuhu tugas pelajaran Undang-Undang Kesehatan
  2. Untuk menambah wawasan para siswa-siswi tentang galenika
  3. Sebagai sarana belajar para siswa-siswi tentang galenika
                                                            GALENIKA
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.
Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia  lain yang kurang bermanfaat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:
1.         Drazat kehalusan
Derazat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut untuk disari.semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus di buat semakin halus.
2.                  Temperatur suhu dan lamanya waktu
Suhu harus di sesuaikan dengan sifat dari obat, apakah bmudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak
3.                  Bahan penyari dan cara menyari
Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda, Oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
4.                  Konsentrasi/kepekatan
Pada umumnya untuk menentukan penggunaan cairan penyari  mengacu/memperhatikan beberapa factor antara lain:
  1. Mempunyai kelarutan zat dalam menstrum
  2. Tidak menyebabkan simplisia menjasi rusak atau hilang zat berkhasiatnya
  3. Harga yang ekonomis
  4. Jenis sediaan yang akan di buat
Cairan –cairan penyari tersebut yang sering di gunakan adalah:
1.      Air
2.      Etanol
3.      Glyserinum
4.      Eter
5.      Solven hexane
6.      Aseton dan
sisi farmasi
7.      Chloroform
Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatanya sebagai berikut:
1.      Aqua aromatica
2.      Extracta
3.      Sirupi dan
4.      Spiritus aromatici
Sediaan galenika yang menggunakan metoda khusus adalah seperti Infusum Hyoscyami Oleosum
Solutio Carbonis detergens atau Liquor Carbonatis detergens (Licadet).
AQUA AROMATIC (AIR AROMATIK)
Menurut Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air. Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah,terlebih digunakan untuk memberi aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai baud dan rasa  yang menyerupai bahan asal.
Pembuatan air aromatic dilakukan dengan melarutkan sejumlah Minyak atsiri dalam air sesuai yang tertera dalam 60 ml Etanol (95%), kemudian ditambah air sedikit-demi sedikit sambil di kocok kuat hingga 100 ml. ditambah 500 gr Talcum sambil diosok sekali-kali dibiarkan selama beberapa jam dan di saring. Dan satu bagian volume filtrate di encerkan dengan 39 bagian volume air.
Air aromatic merupakan cairan jernih atau agak keruh mempunyai baud an rasa yang tidak menyimpang dari baud an rasa Minyak atsiri asal.Air aromatic disimpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya dan di tempat yang sejuk.
Jumlah bagian minyak atsiri yang digunakan untuk olleum foeniculi adalah 4 bagian gr Olleum foeniculi sedangkan untuk Aqua Menthae Piperithae adalah 2 Olleum Menthae Piperithae.
Untuk pembuatan aqua rosae dilakukan sebagai berikut:
Melarutkan 1 gr olleum rosae dalam 20 ml etanol. Pada filtrate ditambahkan air secukupnya hingga 5000 ml dandisaring.
Bila air aromatic dalam penyimpanan terjadi kekeruhan maka sebelum digunakan harus di kocok kuat-kuat
Aqua Laucolerasi Artificialis menurut Farmakope Belanda di buat dengan melarutkan Benjaldehidum di campur dengan Solutio Acidy Hidrocyanidi 2% dan air.
EXTRACTA (EKSTRAK)
Extrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai yaitu maserasi, perkolasi, atau penyeduhan dengan air mendidih.Sebagi cairan penyari digunakan air,eter,atau campuran etaniol dan air.penyarian dilakukan di luar pengaruh cahaya matahari langsung.penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi.penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.penyarian dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi,atau disiram dengan air mendidih.
Pembuatan sediaan extrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di dalam simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan zat berkhasiat dapat di atur dosisnya.Dlam sediaan extrak dapat di standardisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadar zat  berkhasiat dalam simplisia sukar di dapat yang sama.
Beda penyarian pada extrak dengan tingtur ialah pada extrak di sari sampai zat berkhasiat dalam simplisia habis sedangkan pada tingtur hanya sesbagianzat berkhasiat tersari.
Contoh-contoh extrak:
  1. Extrak Belladonnae
  2. Extrak Hyoscyami
  3. Extrak Timi
  4. Extrak Strici
  5. Extrak Pule pandak
  6. Extrak Kelembak
  7. Extrak Straoinium
  8. Extrak Frangulae
  9. Extrak Jadam
  10. Extrak Kecambah
  11. Extrak Hati
  12. Extrak Kina
  13. Extrak Kola
  14. EXtrak Opium dll.
SIRUPI (SYRUP)
Sirop addalah sediaan cair berupa laruan yang mengadung sakrosa.Kadar sakrosa adalah tidak kurang  dari 66,9%kecuali dinyatakan lain.
Sirop dibuat dengan cara sebagai berikut : cairan untuk  sirop dianaskan dan di tambah gula,jika perlu di didihkan hingga larut.Ditambah air mendidih secukupnya hingga di peroleh  bobot yang di kehendaki,bila terjadi busa,hilangkan busanya dan di serkai.Pembuatan sirop dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.
Kadar gula pada sirop pada suhu kamar maksimum 66% sakrosa, bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan,tetapi bila lebih rendah dari 62% sirop akan membusuk. Berat jenis sirop ialah kira-kira 1,3. Pada penyimpanan dapat terjadi inverse dari sakrosa  (pecah menjadi Glukosa dan Fraktosa)dan bila sirop yang bereaksi asam,inverse dapat terjadi lebih cepat.
Dalam larutan ber air mengandung 62% atau lebih sakrosa tidak dapat di tumbuhi jamur,meskipun jamur tidak terbunuh.
Bila kadar sakrosa turun karena inverse maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep sirop di encerkan dengan air, dapat pula di tumbuhi jamur. Untuk mencegah sirop tidak akan menjadi busuk di tambah Nipagin sebagai pengawet.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakrosa di larutkan dalam pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup, Hal ini ddi lakukan daalam membuat Aurantii compositus sirupus, Balsami tolutani sirupus, Colae  compositus sirupus, Senegae sirupus, Thymi sirupus dan Thymi compositus sirupus.Pada pembuatan Cinamomi sirupus sakrosa di larutkan tanpa penggunaan air panas.
SPIRITUS AROMATICI
Spiritus aromatici dibuat dengan maserasi sejumlah simplisia dengan campuran sejumlah etanol dan air selama 24 jam. Masterat lalu di destilasi sampai di peroleh 1000 bagian.
Kadar etanol Spiritus aromatici adalah 65% v/v.
Spiritus aromatici harus jernih tidak boleh berwarna, cairan berbau aroma dan berasa, yang mengandung hanya bagian yang mudah menguap tidak mengandung tannin dan harsa.
Pengenceran Spiritus aromatici dengan air akan menjadi keruh,karena minyak menguap yang di kandung kurang larut dalam air.
Dalam farmakope belanda terdapat sediaan:
  1. Spiritus aromaticus
Maserasi selama 24 jam Majoranae Herba,Cinamomi Cortex, Myristicae Semen, Caryopyllum dan Coriandry Fructus, dengan campuran Etanoldan Air.Dari cairan tersebut lalu si destilasihingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Cinamommi
Maserasi selama 24 jam, sebruk Cinamommi Cortex dengan campuran Etanol dan Air. Dari cairan ini lalu di destilir hingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Citri
Maserasi selama 24 jam, Citi Fructus Cortex segar dengan etanol. Lalu di destilasi dan akhirnya di destilasi dengan uap hingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Cochlearie
Maserasi selama 24 jam, Cochlearie Herba dan Armoraciae Radix dengan campuran etanol dan air.lalu di destilir hingga di peroleh 1000 bagian.
  1. Spiritus Lavandulae
Larutkan 1 bagian Olleum Lavandulae dalam 150 bagian etanol 90% v/v dan 49  bagian air.
METODE PENARIKAN YANG SERING DI GUNAKAN
MASERASI
            Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada ssuhu biasanya 15-25° C. Maserasi uga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
Kecuali di nyatakan lain masersi dilakukan dengan cara sebagai berikut: sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia denggan derazat halus yang cocok di masukan ke dalam sebuah bejana,lalu di tuangi 75 bagian cairan penyari, di tutup dan di biarkan selama lima hari terlindung cahaya dam sambil sering di aduk.setelah lima hari cairan tersebut di serkai, dip eras,dicuci ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian.Lalu maserat dipindah ke dalam bejana yang tertutup dan di biarkan di tempat sejuk,terlindung dari cahaya selama dua hari,Dengan demikian maserat sudah bisa di saring.
Kemudianmaserat di suling atau di uapkanpada tekanan rendah dalam suhu tidah lebih dari 50° C hingga konsistensi yang di kehendaki.
Maserat yang di buat di maserasi dengan air segera di panasi pada suhu 90° C, Untuk mengendapkan putih telur, agar sediaan dapat tahan lama.
DIGERASI
           
            Digerasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan caairan penyari pada suhu 35°-45° C. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu  tertentu sering kali beberapa simplisi a menjadi rusak. Dan hilang zat berkhasiat utamanya.
            Disinilah banyak para ilmuan yang putus asa dalam percobaan mereka yang gagal karena tidak memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari pada metode digerasi tersebut
PERKOLASI
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di sebut percolator,yang simplisianya terendam dalam cairan penyaridimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetesscara beraturan keluar sampai memenuhu syarat-syarat yang di tetapkan dalam Farmakope.
Kecuali di nyatakan lain, perkolasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Sepuluh bagian simplisia atauu campuran simplisia dengan derazat halus yang cocok di basahi dengan 2,5bagian 5 bagian cairan penyari, dimasukan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam
Masa dipidahkan sedikit demi sedikit ke dalam percolator sambil tiap kali di tekan dengan hati-hati di tuangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat cairan penyari,pekolator di tutup, dan di biarkan selama 2 jam.
Cairan di biarkan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, cairan penyari di tambahkan berulang-ulang secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari secukupnya di atas simplisia, hingga di peroleh 80 bagian perkolat. Masa diperas, campurkan cairran perasan ke dalam perkolat, cairan penyari di tambahkan secukupnya hingga di peroleh perkolat 100 bagian.Perkolat di pindahkan ke dalam bejana, ditutup dan di biarkan selama dua hari di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
Tingtur harus jernih dan ditempatkan dalam botol tertutup baik,diluar pengaruh cahaya dan di simpan di tempat yang sejuk. Secara ekonomisbahan dasar yang di sari dapat dip eras sekuat mungkin dengan perasan hidrolik.
Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari etanol 90% v/v, dan umumnya cairan penyari adaalah etanol 70% v/v.
Yang penting tingtur yang mengandung harsa dengan cairan penyari etanol 90% v/v adalah Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.